ATLETIK
Sejarah Atletik
Istilah
“Atletik” berasal dari kata dalam bahasa Yunani athlon yang berarti berlomba atau bertanding. Kita
dapat menjumpai pada kata “Pentathlon”
yang artinya “Panca lomba”.
Kalau kita mengatakan perlombaan
atletik, pengertiannya adalah meliputi jalan cepat, lari, lompat dan lempar,
yang dalam bahasa Inggris digunakan istilah track
and field (perlombaan yang dilakukan dalam lintas dan di lapangan.
Untuk dapat memahami pengertian
tentang atletik, tidaklah lengkap kalau tidak diketahui sejarah atau riwayat
istilah atletik serta perkembangannya sebagai sesuatu cabang olahraga. Memahami
sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian atau pengetahuan. Dengan
mengetahui kejadian-kejadian masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk
menentukan langkah-langkah yang akan datang.
Atletik pada Zaman Purba
Bangsa
Belanda menyebutkan Atletik is the moeder der sporter yang berarti “Atletik adalah
Induk dari semua cabang olahraga”.
Sebenarnya
gerakan-gerakan dasar atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar telah
dikenal oleh bangsa-bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerakan-gerakan ini telah
dikenal. Jika kita pada zaman modern ini atletik bertujuan untuk meningkatkan
prestasi, lain halnya dengan bangsa-bangsa primitif pada zaman prasejarah
mereka melakukan gerakan-gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata
untuk mempertahankan kelangsungan hidup ini mereka harus:
Ø Mencari
makan
Ø Mempertahankan diri dari serangan-serangan binatang buas
Ø Mengamankan diri terhadap keganasan-keganasan alam (banjir, gempa bumi,
letusan gunung berapi dll)
Didalam
usaha ini mereka sangat bergantung dari efisiensi jasmaniahnya. Mereka yang
kurang terampil, kurang tahan lama berjalan, kurang cepat larinya, kurang
tangkas melompat dan melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa
binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Atletik dalam Olympiade Kuno
Bangsa Yunani Perba
adalah bangsa yang pertama kali mengenal perlombaan atletik kemudian
membuktikan dengan adanya kenyataan bahwa pada tahun 776 S.M.,bangsa Yunani
berhasil menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasionalnya yang pertama mereka
namakan ‘OLYMPIADE’. Olympiade pada bangsa Yunani ini, sekarang kita sebut
sebagai olympiade kuno, yang dalam bahasa inggris disubut the Ancient Olympic Games. Olympiade inilah yang menjadi sumber
inspirasi bagi penyelenggaraan olympiade modern.
Penyelenggaraan
Olympiade Kuno ini mempunyai tujuan :
Ø Religius : mempertebal kepercayaan/keagamaan
Ø Nasional : mempersatukan suku-suku bangsa Yunani
Ø Kultural : mempertinggi taraf kebudayaan
Dengan
adanya olympiade yang diselenggarakan 4 tahun sekali itu menambah motivasi bagi
pemuda-pemuda Yunani untuk lebih giat berlatih. Dan
hal ini memberikan pengaruh yang positif bagi kekuatan pertahanan negara.
Terbukti dengan hancurnya pasukan Persia.
Pada
tahun 500 s.M, olahraga termasuk atletik mengalami zaman keemasannya. Pada
zaman itu muncul pelatih-pelatih kenamaan sebagai peletak dasar dari latihan
yang teratur, antara lain dapat disebut nama-nama : Iccus dan Herodicus. Zaman
keemasan atletik ini berakhir pada tahun 338 sm ialah ketika Maxendonia dibawah
raja Iskandar Zulkarnaen menyerbu Yunani dan menaklukkannya.
Perkembangan Atletik setelah Romawi Runtuh
Runtuhnya
Kerajaan Romawi ini bersama dengan perkembangan Agama Nasarani (Agama Kristen).
Sebagai reaksi masyarakat terhdapkekejaman-keke,amn yang pernah dilakukan oleh
penguasa Romawi pada masa jayanya, maka segala yang berbau olahraga dianggap
haram. Di sekolahpun pelajaran olahraga dihapuskan, sehingga pendidikan pada
zaman itu sangat intelektualistis. Pada zaman itulah timbul slogan kum nasarni
yang terkenal dengan “ora et labora”
Bangsa
Eropa baru sadar kembali akan pentingnya kejasmaniah setelah mengalami
kekalahan di dalam perang salib melawan bangsa Arab pada tahun 1096 dalam
usahanya merebut kota Yerusalem. Di dalam perang salib itu, Raja-raja Eropa
merasa kesulitan untuk mendapatkan pemuda-pemuda yang sehat dan tangkas untuk
dijadikan prajurit. Sadarlah bangsa-bangsa Eropa, bahwa rohani dan jasmani itu
tak dapat dipisah-pisahkan. Kesadaran kembali ini diikuti dengan diadakan lagi
pelajaran-pelajaran olahraga disekolah-sekolahan untuk umum.
Berdirinya Organisasi Atletik
Awal abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat olahraaga
dikalangan masyarakat luas, termasuk perkemangan oahaga atltik.
Perkumpulan-perkumpulan atletik muli dibentuk.
Di Inggri pada tahun
1817 didirikan perkumpulan atletik yang pertma oleh Captain Mason dengan nama Necton Guild.
Pada tahun 1860
perkumpulan atletik yang pertama di Amerika Serikat didirikan di San Fransisko
dengan nama olympic Club. Kejuaraan
di Amerika Serikat baru diselenggarakan pada tahun 1968 oleh New York Athletic
Club.
Persatuan atletik yang menghimpun
perkumpulan-perkumpulan atletik disuatu negara mulai dibentuk.
Tahun 1880 di Inggris
berdiri British Amateur Athletic Board.
Tahun 1887 di New Zealand
berdiri New Zealand Amateur Athletic Association
Tahun 1899 di Belgia
berdiri Ligue Royale d’Athletime, dan di Canadian Track and Field Association
Tahun 1895 di Afrika
Selatan berdiri South African Amateur Athletic Union, dan di Swedia berdiri
Svenska Fri-Idrotts Forbunder
Tahun 1896 di Norwegia
berdiri Norges Fri-Idrotts-bund.
Tahun 1897 di Australia
berdiri The Amateur Athletic Union of Australia.
Tahun 1911 di Belanda
berdiri Koninklijke Nederlandesch Athletiek Unie.
Sampai
dengan saat ini tidak kurang dari 150 negara telah membentuk organisasi atletik
yang menjadi induk perkumpulan-perkumpulan atletik disetiap negara.
Pada tanggal 17 Juli 1912,
Badan Internasional Atletik membuat peraturan-peraturan dan penyelenggaraan
perlombaan atletik yang lengkap. Badan tersebut didrikan dengan nama International Amateur Athletic Federation
(I.A.A.F), sebagai ketua adalah J. Sigfrid Edstrom.
Atletik pada Olympiade Modern
Dengan
menggeloranya kembali semangat berolahraga dikalangan masyarakat luas pada abad
XIX maka muncullah gagasan dari seorang bangsawan Prancis bernama Baron Pierre de Coubertin yang
tergerak hatinya untuk menghidupkan kembali Olympiade seperti yang telah
dilaksanakan oleh bangsa Yunani Purba. Dua tujuan ingin dicapai oleh Pierre de
Caubertin dengan menghidupkan kembali olypiade kuno ini pada zaman modern yaitu
:
- Mendidik atlit-atlit dengan jiwa sportivitas
- Menjalin persahabatan antar bangsa-bangsa.
Pada
tahun 1894 Pierre de Coubertin mengundang tokoh-tokoh olahraga dari berbagai
negara di dunia, terutama dari negara-negara Eropa dan Amerika datang di Paris,
untuk diajak menghidupkan kembali pesta olympiade kuno. Ternyata ajakan
tersebut mendapat sambutan yang hangat dari beberapa negara, dan disepakatilah
penyelenggaraan olympiade modern yang pertama pada tahun 1896.
Sebagai
penghormatan kepada Yunani sebagai tempat asal dari pesta olympiade tersebut,
maka dipilih kota Athen sebagai tempat penyelenggaraan pesta olympiade modern
yang ke-1.
Atletik di Indonesia pada Zaman Penjajahan
Di Indonesia atletik dikenal lewat
bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri ini. Namun
demikian atletik ini tidak dikenal secara luas, yang mendapat kesempatan
melakukan latihan-latihan atletik hanyalah kalangan yang terbatas, ialah di
sekolah-sekolah dan kalangan kemiliteran saja, itu pun hanya sekedar untuk
melengkapi kebutuhan pendidikan, jadi bukan untuk peningkatan prestasi.
Organisasi atletik pertama yang
berdiri di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda adalah : Nederlands Indische Atletiek Unie yang
di singkat N.I.A.U. yang dalam bahasa Indonesianya berarti Perserikatan Atletik Hindia Belanda
didirikan pada tanggal 21 Juli 1917.
Atletik setelah Indonesia Merdeka
Dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh
Soekarno-Hatta, maka terbuktilah bagi bangsa Indonesia untuk memajukan dan
mengembangkan angsa dan negara dalam segala bidang, termasuk kemajuan
keolahragaan pada umumnya dan khususnya atletik
Pada bulan Januari 1946 di kota solo
diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali keolahragaan di Indonesia.
Maka didirikanlah “Persatuan Olahraga Republik Indonesia“ disingkat PORI. Guna
membangkitkan kembali semangat semangat keolahragaan, langkah pertama PORI
adalah menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Pekan Olahraga Nasional I diadakan
di kota Solo, dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 September 1948.
PON II diselenggaraka
di Jakarta pada bulan Oktober 1951. Atletik merupakan perlombaan nomor utama.
Selanjutnya PASI memutuskan untuk menyelenggarakan perlombaan atletik setiap
tahun.
Induk
Organisasi Atletik Sedunia dinamakan I.A.A.F (International Amateur Athletic
Federation).
Induk
Organisasi Atletik Indonesia dinamakan PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia).
2
MACAM-MACAM NOMOR PERLOMBAAN ATETIK
Atletik adalah suatu
cabang Olahraga yang dapat dilakukan oleh pria maupun wanita.
Macam-macam atau nomor
perlombaannya terdiri dari 4 kelompok besar yaitu :
1)
Nomor perlombaan jalan cepat
2)
Nomor perlombaan lari
3)
Nomor perlombaan lompat
4)
Nomor perlombaan lempar.
- Nomor Perlombaan Jalan Cepat terdiri dari :
a.
Jarak 10 km
b.
Jarak 20 km
Kedua
jarak dilakukan oleh pria maupun wanita.
- Nomor Perlombaan Lari
a.
Lari jarak pendek 100m-200m-400m
b.
Lari jarak sedang 800m-1500m – 3000m
c.
Lari jarak jauh 5000-10000m
Untuk
wanita 3000m
d.
Lari sambung 4x100m, 4x400m, 4x1500m
e.
Lari gawang
110m-200m-400m
Untuk
wanita 100m
f.
Lari lintas alam 3000m sampai dengan 10.000m
dilakukan dialam bebas (diluar stadion)dengan rintangan alami
g.
Lari Steeple-Chase 3000m dilakukan didalam stadion dengan
rintangan berupa pagar dan kolam air
h.
Lari Marathon 42,195km, lazimnya star
dilakukan satu keliling, kemudian keluar stadion dijalan aspal (tanpa
rintangan) dan finis terakhir didalam stadion satu keliling. Untuk perlombaan
marathon harus disediakan Pos Penyegar dan Pos Penyiraman.
- Nomor Perlombaan Lompat
a.
Lompat jauh
b.
Lompat tinggi
c.
Lompat jangkit hanya untuk pria
d.
Lompat tinggi galah hanya
untuk pria
- Nomor Perlombaan Lempar
a.
Tolak peluru
b.
Lempar lembing
c.
Lempar cakram
d.
Lontar martil hanya untuk pria
e.
Lempar – tangkap bola untuk
anak-anak SD
2.1
JALAN CEPAT
1. Teknik
Jalan Cepat
Kelangsungan
jalan cepat dapat dirincikan menjadi :
a.
Star
Star lomba jalan
cepat dilakukan dengan berdiri. Karena star pada lomba jalan cepat ini tidak
ada pengaruh yang berarti pada hasil perlombaan, maka tak ada teknik khusus
yang harus dipelajari atau dilatih. Sikap star pada umumnya adalah sebagai
berikut: Pada aba-aba “bersedia”
atlit menempatkan kaki kiri dibelakang garis star, kaki kanan dibelakang kaki
kiri, badan agak condong ke depan, tangan bergantung kendor. Pada “bunyi pistol” atau aba-aba “Ya” ia segera melangkahkan kaki kanannya
ke muka. Adapun
ukuran jarak nomor jalan cepat putri yang selalu diperlombakan adalah 3 km, 5
km, 10 km dan 20 km sedangkan pada sedangkan pada nomor jalan cepat putra,
ukuran jarak yang selalu diperlombakan adalah 10 km, 20 km, 30 km dan 50 km.
b.
Langkah
Dimulai
dengan gerakan mengangkat paha kaki ayun ke muka, lutut terlipat, tungkai bawah
bergantung lemas, karena ayunan paha ke muka maka tungkai bawah ikut terayun ke
muka, lutut menjadi lurus, kemudian menapak pada tumit terlebih dahulu
menyentuh tanah, bersamaan dengan ayunan kaki tersebut kaki tumpu menolak
dengan mengangkat tumit, selanjutnya jung kaki tumpu lepas dari tanah ganti
menjadi kaki ayun
c.
Condong badan
Badan
sedikit condong ke depan
d.
Ayunan lengan
Siku
dilipat ± 90°, ayunan lengan arahnya agak masuk, gerakan lengan seirama dengan
langkah kaki
e.
Finish
Tidak
ada teknik khusus untuk gerakan finish baru di kendorkan kecepatan setelah lewat
lima meter.
2. Kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi
Sewaktu
melangkah, tungkai bawah kurang lemas sehingga langkahnya kaku dengan tungkai
lurus. Kaki menelapak dengan seluruh telapak kaki, seharusnya tumit dahulu baru
seluruh telapak kaki dan menolak dengan ujung kaki. Ayunan lengan yang kaku
dengan lengan yang lurus, ini mudah melelahkan.
3. Perbaikan kesalahan
Perbaikan
kesalahan dilakukan dengan latihan-latihan dan memperhatikan koreksi-koreksi
yang diberikan dari guru/pelatih
2.2
Perlombaan Lari
Lari Jarak Pendek, Jarak Menengah dan Jara Jauh
Yang
membedakan lari dan jalan dalam cabang olahraga atletik adalah:
1.
Pada lari ada saat melayang (Kedua kaki tidak
menyentuh tanah).
2.
Pada berjalan salah satu
bagian kaki senantiasa menyentuh tanah.
Teknik Star Jongkok
Menurut penelitian
para ahli serta pelatih lari, bentuk star yang paling efektif untuk lari pendek
adalah Star Jongkok.
a.
Sikap star Jongkok
Yang dimaksud dengan star jongkok ialah: Sikap berlutut pada satu kaki,
lutut lainnya dilipat, badan membungkuk dan kedua tangan terletak di tanah.
Sikap Star Jongkok
Ada 3 macam star
jongok yaitu :
1)
Star Pendek (bunch star/short star) : Jarak kaki
belakang diletakkan segaris dengan tumit kaki depan
2)
Star Menengah (medium star) : Lutut kaki belakang
diletakkan pada satu garis dengan ujung kaki di depan
3)
Star Panjang (long star) : Lutut kaki belakang
diletakkan pada satu garis dengan tumit kaki depan atau lebih mundur lagi.
b.
Aba- aba
star
lari jarak pendek :
Oleh karena lari jarak
pendek menggunakan sikap star jongkok, aba-abanya terdiri dari 3 tahap
1)
Aba-aba bersedia
·
Salah satu lutut diletakkan di tanah dengan jarak ±
satu jengkal dari garis star.
·
Kaki lainnya diletakkan tepat disamping lutut yang
terletak di tanah dengan jarak ± 1 kepal
·
Badan membungkuk ke depan
·
Kedua tangan terletak
dibelakang garis star (tidak boleh melampauinya atau menyentuh)
·
Keempat jari tangan rapat ibu jari terbuka
·
Kepala tunduk, leher tidak
tegang (relaks)
·
Pandangan ke bawah (lihat tanah)
·
Konsentrasi pada aba-aba berikut
2)
Aba-aba Siap
·
Lutut yang terletak di tanah diangkat
·
Pinggul diangkat setinggi bahu
·
Berat badan dibawah ke muka
·
Kepala tetap tunduk dan leher
relaks
·
Pandangan tetap ke bawah
·
Konsentrasi pada aba-aba berikutnya
3)
Aba-aba Ya
·
Menolak ke depan dengan kuat
jangan melompat, melainkan meluncur
·
Badan tetap rendah /condong ke depan
·
Disertai geraskan lengan yang
diayundengan kuat pula
·
Disusul dengan gerakan
langkah kaki pendek-pendek tetapi cepat agar badan tidak tersungkur (jatuh
tertelungkup)
S P R I N T
Yang dimaksud dengan Sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta
lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus di tempuh. sampai dengan
jarak 400 m masih dapat digolongkan dalam Sprint.
Dalam
perlombaan lari, ada dua cara star yang dapat digunakan yaitu :
1.
Star Berdiri (standing star) dan
2.
Star Berlutut (crouching star).
Teknik Masuk Finis
Di dalam perlombaan
lari jarak pendek teknik masuk atau
melewati garis finis tidak kalah penting dengan teknik star dan lari.
Dalam lari jarak pendek
dikenal 3 cara atau teknk melewati garis finis:
1.
Berlari terus secepat mungkin, kalau mungkin bahkan
kecepatan seakan-akan garis finis masih 10 m dibelakang garis finis
sesungguhnya.
2.
Setelah sampai ± 1m di depan garis finis merebahkan
badan ke depan seperti orang yang jatuh tersungkur tanpa mengurangi kecepatan
3.
Setelah sampai I garis finis memutar bahu kanan atau
kiri tanpa mengurangi kecepatan.
Lintasan Lari (Track)
Di
dalam perlombaan lari jarak pendek, tiap atlit berlari pada lintasan
masing-masing :Lebar setiap lintasan adalah 1,22m, tebal garis lintasan 5cm,
tinggi tiang finish 1,50 m.
Untuk
perlombaan 100 m, lintasannya merupakan garis lurus. Sedangkan
untuk perlombaan lari 200 m dan 400 m lintasannya bertikung.
Jumlah lintasan lari
yang ideal adalah 8 lintasan. Sebab pada umumnya dalam babak Final yang berlari
ada 8 atlit.
Lari jarak menengah
Pada
lari jarak menengah (800-1500 m) kaki
menapak secara “ball heet ball” ialah menapak pada ujng tumit kaki dan menolak
dengan ujung kaki. Pada pelari1500 m dan lari jarak auh, star dilakukan dengan
sikap berdiri.
Lari jarak jauh
Lari
jarak jauh 3.000m keatas : 5.000m, 10.000m, Marathon,
termasuk juga cross-countri, harus dilakukan dengan gerakan yang sehemat
mungkin. Lari dengan relaks baik secara fisik maupun mental
merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh. Setiap pelari harus menguasai
kecepatannya sendiri, dapat mengatur tenaganya sehingga dapat menempuh seluruh
jarak dengan “tepat”
Lari steeple-chase 3000 m
Lari
steeple-chase 3.000m adalah termasuk lari jarak jauh dengan melalui
rintangan-rintangan. Rintangan ada dua macam yaitu rintangan gawang dan
rintangan air dengan gawang di depannya (water jump). Cara untuk melampaui
rintangan gawang yang banyakdigunakan adalah a). Seperti lari gawang biasa. b).
Melampaui gawang dengan menginjakan sebelah kaki di atas gawang.
Lari sambung
Lari Estafet atau lari
sambung adalah lari beregu dimana pelari secara bersambung bergantian membawa
tongkat estafet dari garis star menuju garis finis.
Pelari
estafet pada umumnya terdiri dari empat pelari.
Pelari I melakukan star
jongkok dan lari sampai pada batas tertentu. Kemudian diteruskan pelari II,
lari pada batas tertentu yang sama jauh dengan pelari I. Pelari II diteruskan
oleh pelari III diteruskan pelari IV.
Star pada pelari II,
III, IV adalah star melayang.
Panjang tongkat Estafet adalah 30 cm.
Suksesnya
lari sambung sangat tergantung dari kelancaran pergantian tongkat. Waktu yang
dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet
berlangsung dengan baik pula.
Pergantian tongkat biasanya dilakukan dengan dua cara:
1. Dengan
tanpa melihat (non visual atau blind pass) : Pada cara ini penerima tongkat
estafet tanpa menoleh kebelakang kepada pemberi tongkat. Cara ini terutama
digunakan pada lari sambung 4x100m.
2. Dengan
melihat (visual atau sight pass) : Pada cara ini penerima tongkat estafet
menoleh kebelakang, melihat kepada pemberi tongkat. Cara ini lazim digunakan
pada lari sambung yang jarak tiap pelari lebih dari 100m, terutama pada 4x400
m.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam lari estafet
a.
Pemberian tongkat sebaiknya secara bersilang,
yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan
4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri.
b. Penempatan pelari
hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya
pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4
merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
c.
Jarak penantian pelari 2, 3 dan 4 harus
benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan.
d. Setelah memberikan
tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
Peraturan perlombaan
a. Panjang daerah
pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,20 meter bagi pelari
estafet 4 x 100 meter ditambah 10 meter pra-zona adlah suatu daerah dimana
pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak
terjadi pergantian tongkat.
b. Setiap pelari
harus tetap tinggal dijalur lintasan masing-masing, meskipun sudah memberikan
tongkatnya kepada pelari berikutnya. apabila saat ini tongkat itu terjatuh maka
pelari yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
c. Tongkat estafet
harus berongga, panjang 28-30 cm, diameter garis tengah 38 mm dan beratnya 50
gram.
d. Dalam lari
estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan
pertama, kemudian boleh masuk kelintasan dalam, pelari ketiga dan keempat
menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai dengan kedatangan pelari
seregunya.
Gambar :
Non Visual Visual
LOMPAT
NOMOR PERLOMBAAN LOMPAT
Nomor lompat merupakan
salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang meliputi
A. Lompat Jauh, terdiri dari :
§
Lompat jauh gaya Orthodok (Gaya Jongkok)
§
Lompat jauh gaya snepper (Gaya Bergantung)
§
Lompat jauh gaya walking in the air (Gaya berjalan
di udara)
Kelangsungan gerakan pada lompat jauh dapat
dibagi menjadi :
1.
Awalan
Guna awalan adalah untuk
mendapatkan kecepatan berlari setinggi-tingginya sebelum mencapai balok
tumpuan.
Panjang awalan menurut
peraturan adalah 40m. Perlu diketahui bahwa kecepatan awalan dan besarnya sudut
tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang turut menentukan pencapaian jarak
lompatan. Panjang langkah dan jumlah langkah serta kecepatan lari dalam
pengambilan awalan harus selalu sama. Menjelang 3 atau 4 langkahsebelum balok
tumpuh dengan tanpa mengurangi kecepatan seorang pelompat harus dapat
berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Oleh sebab itu perlu
pengamatan yang saksama oleh guru dalam memberikan latihan awalan lompat jauh
pada tahap awal.
2.
Tumpuan dan Tolakan
Tumpuan pada balok tumpu serta besarnya tenaga tolakan
yang dihasilkan oleh kaki (eksplosive power kaki) sangatlah menentukan pencapaian
hasil lompatan.
Tolakan kaki dapat
dilakukan dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung dari kai mana yang lebih
kuat dan lebih dominan.
Setelah kaki tumpu mampu
secara tepat pada balok tumpu, segera diikuti dengan gerakan kaki ayun kearah
depan atas dengan bantuan ayunan kedua lengan kearah depan atas.
3. Melayang
di udara
Sesaat setelah kaki tolak
menolakkan kaki pada balok tumpu, badan akan dapat terangkat melayang di udara,
bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Tinggi atau jauhnya hasil
lomatan sangat tergantung dari besarnya kekuatan tolakan kaki tolak.
Melayang
diudara dapat dilakukan dengan tiga cara yang lazim digunakan, yaitu :
1.
Sikap Jongkok
Saat Kaki tolak menolakan
kaki pada balok tumpu, kaki ayun diayunkan ke depan atas untuk membantu
mengangkat titik berat badan keatas, kemudian diikuti kaki tolak menyusun kaki
ayun saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada
dalam sikap jongkok. Kemudian saat mendarat kedua kaki diacungkan ke depan
bersamaan dengan kedua lengan diluruskan kedepan.
Meluruskan kedua lengan ke
depan dimaksudkan agar setelah mendarat kita tidak akan terjungkir ke belakang,
sehingga akan mengurangi jarak lompatan
2. Sikap
Bergantung
Sesaat kaki tolak
menolakkan kaki pada balok tumpu, kaki ayun diayunkan ke depan atas, kemudian
diturunkan/diluruskan bersamaan pinggul didorong kedepan dengan kedua lengan
diayunkan ke atas dan agak ditarik sedikit ke belakang. Saat akan mendarat
kedua kaki segera diacungkan ke depan dengan togog badan dibungkukkan ke depan
disertai gerakan kedua lengan lurus ke depan.
3. Sikap
Berjalan di Udara
Sesaat kaki tolak menolakkan kaki pada balok
tumpu, kaki ayun diangkat ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat
badan ke atas. Kemudian kaki ayun tersebut diturunkan dan ditarik ke belakang
bersamaan kaki tolak diayun ke depan. (seperti gerakan orang berlari/berjalan)
dan diakhiri kaki ayun dibawah secepatnya kedepan kemudian mendarat
bersama-sama kedua kaki.
GAYA JONGKOK GAYA BERJALAN DI UDARA
GAYA
MENGANTUNG
4. Mendarat
Saat akan mendarat
sebaiknya kedua lengan dibawah ke depan urus, bersamaan badan dicondong sedikit
ke depan, dimaksudkan agar saat pendaratan tidak mungkin akan rebah ke belakang
hingga menggurangi arakompatan.
B.
Lompat Tinggi
Ada beberapa gaya
lompat tinggi :
1. Straddle (Guling Perut) 2. Flop (Guling Sisi) 3.Western Roll 4. Eantern Form (Eastern Cut Off /Gaya
Gunting)
Kelangsungan
gerak pada lompat tinggi dapat dibagi menjadi :
1. Awalan
Arah awalan pada lompat tinggi gaya Straddle dengan mistar lompat membentuk
sudut antara 550 sampai 450 dengan letak mistar. Panjang
awalan minimal 15m. (panjang awalan berkisar 8 langkah) dengan demikian awalan
aki kanan, awalan dimulai dari sebelah kanan bak lompat.
Kecepatan awal
dan dan panjang langkah harus ajek
dengangerakan aki rileks. Pada langkah terakhir badan diturunkan sedikit dengan
menekuk lutut mendapatkan daya tlak yang besar pada saat akan melayang diudara.
Posisi badan agak sedikit condong ke belaang saat akan menolak kaki.
Dimaksudkan agar memberikan kesempatan ayunan aki ayun seluas mungkin ke depan.
2. Tumpuan dan tolakan
Tolakan kaki tumpu
harus kuat agar menghasilkan gerakan naik yang maksimum. langkah akhir agar
lebih lebar dengan sikap badan agak condong ke balakang disertai dengan gerakan
kedua lengan ke atas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi.
Sikap badan yang
agak condong ke belakang menyebabkan sudut tumpuan yang besar, sehingga
mempermudah gerakan mengayun kaki dalam membantu gerakan mengangkat badan naik
ke atas. Setelah kaki ayun diayunkan ke atas dan badab sudah terangkat naik,
maka posisi kaki ayun tadi tidak lurus lagi. Ayunan kaki lebih tinggi dari
kepala dan melewati mistar lebih dahulu dari bagian tubuh yang ain.
3.
Melewati mistar
Setelah mencapai titik
tinggi maksimum, badan segera diputar kekiri penuh dengan kepala mendahului
melalui mistar.
4.
Mendarat
Pendaratan
berlangsung pada kaki ayun dan dibantu oleh kedua tangan. Besar kemungkinan
bahwa jatuhnya sukar diatur dan pelompat mendarat dari bagian lain dari tangan
dan kaki. Oleh sebab itu diperlukan tempat pendaratan yang empuk. Bila
menggunakan bak pasir maka pasirnya harus dipacul agar gembur dan (tidak padat
atau keras)
C. Lompat Jangkit
Perbedaan lompat
jangkit dan lompat jauhadalah pada pelaksanaan lompatannya. Pada lompat jangkit
si pelompat harus melakukan serangkaian gerakan yaitu :
Awalan – Tumpuan –
Jangkit (jangket) – Langkah – Lompat – Mendarat. Jadi setelah dia menumpuh pada
balok tolaan, dia harus melakukan gerakan jangkitkemudian dilakukan dengan
melangkah, kemudian itu baru melakukan lompatan.
LEMPAR
NOMOR PERLOMBAAN LEMPAR
TOLAK PELURU
Cara memegang peluru tidak sama dengan
menggenggam pasir. Letakkan peluru padapangkal jari-jari tetapi jari kelingking
agak dalam sedikit demikian juga ibu jari. Maksudnya agar peluru tidak sampai
jatuh dari cengkeraman jari-jari.
Berat peluru untuk SLTP adalah Putra 4 kg
- Putri 3 kg, untuk SMA Putra 5-6 kg sedangkan untuk putri 4 kg
sedangkan untuk sekolah tinggi, kejuaraan umum sampai dengan olimpiade berat
peluru untuk putra 7,25 kg dan putri 4 kg. Tempat awalan hanya merupakan sebuah
lingkaran dengan garis tengah 2,135m
Ada 2 macam gaya menolakkan peluru :
1. Menolak dengan
gaya menyamping (Orthodox)
§
Posisi badan menyamping arah sektor
§
Kaki dibuka selebar bahu, telapak kaki sejajar
§
Letakkan peluru dibawah telinga agak ke depan
§
Ayunkan kaki sebagai awalan, badan agak membungkuk
§
Setelah mendapat keseimbangan tolaklah peluru ke
arah sudut atas, kaki kanan jengket ke arah sektor posisi badan menghadap
sektor
2. Menolak dengan
gaya Membelakangi (Obrien)
§
Gerakan dan cara sama dengan gaya menyamping
§
Awalan dilakukan dengan posisi badan membelakangi
sektor
§
Setelah kaki diayun dan mendapat keseimbangan kaki
anan jengket ke belakang, badan diputar 180 dan peluru di tolak
§
Kemudian kaki membuat gerakan lenjutan
Gambar Lapangan
Gaya
Menyamping Gaya Membelakangi
LEMPAR CAKRAM
Kelangsungan gerak
pada lempar cakram adalah : 1) Persiapan
Awal 2) Awalan berputar 3) Lemparan dan lepasnya cakram 4) Keseimbangan 5) Keluar
dari lingkaran.
Cakram dibuat dari
logam/licin, mempunyai daya retak yang kuat pada bobi cakram atau bahan lain
yang cocok. Beratnya berpusat di tengah.
Berat Cakram untuk
Putra : 1,5 - 2 kg dan Putri 1 kg.
Kemampuan-kemampuan
dasar yang harus dimiliki oleh pelempar cakram adalah kekuatan, kecepatan, daya koordinasi otot yang baik, ditunjang dengan
daya tahan yang tinggi.
Putra 219-221
44-46
Putri
37-39
180-182mm
LEMPAR LEMBING
Didalam perlombaan
lempar lembing, lemparan harus dilakukan dengan awalan Sebab lemparan tanpa
awalan tidak akan mendapatkan hasil sejauh lemparan dengan awalan. Jadi
sesungguhnya pada lempar lembing dengan awalan, yang sangat penting ialah
memadukan antara gerak dengan awalan dengan mengambil “sikap lempar” serta
dilanjutkan dengan “gerakan lempar”.
Berat lembing
tidak sampai 1kg. Yang menjadi faktor dalam lempar lembing yakni kecepatan dan
keluwesan.
Untuk perlombaan resmi
(PASI) Awalannya saja memerlukan 40m dan sektor lemparannya ± 70m
Faktor-faktor teknis yang harus dikuasai
adalah :
1.
Cara Memegang Lembing
Ada 3 macam cara memegang lembing:
Q
Amerika /American Hop
Style (gaya jinjit)
Ibu jari dan jari telunjuk bertemu di
belakang bulatan lembing (tempat pegangan)
Q
Cara Finlandia (gaya langkah
silang):
Ibu jari dan jari tengah
saling bertemu dibelakang pada tempat pegangan, sedangkan telunjuk lurus ke
belakang dibawah lembing.
Q
Cara Menjepit
(tang)
Telunjuk dan jari tengah menjepit lembing, tepat
di belakang tempat pegangan (balutan)
Comments
Post a Comment